Tim peneliti dari Natural History Museum, berhasil mengungkap sejarah
dari salah satu koleksi spesimen miliknya. Sebuah tanduk rusa berumur 14
ribu tahun yang berasal dari Neschers, Prancis, menunjukkan ukiran
berbentuk kuda.
Dilansir HeritageDaily, Minggu (24/3/2013), diyakini sebagai karya seni manusia pertama, ukiran yang ditemukan antara 1830-1848 ini merupakan peninggalan dari zaman batu.
Meskipun pada zaman ini masyarakatnya masih tergolong pemburu yang hidup berpindah-pindah (nomaden) dan belum mengenal sistem pertanian, tetapi mereka memiliki keterampilan dalam membuat pahatan seni.
Bahkan, tak jarang juga karya seninya digunakan sebagai senjata untuk berburu hewan. Pada 1800-an belum banyak informasi yang dapat diketahui mengenai sejarah kehidupan manusia. Terutama sebuah fakta bahwa spesies kita telah hidup selama ratusan ribu tahun.
Tim peneliti menggunakan CT scanner mikro dan mikroskop 3D untuk dapat menggali informasi lebih mengenai tanduk rusa Neschers. Melalui mikroskop, peneliti dapat melihat pembuat tanduk ini membuat sayatan dan goresan berkali-kali untuk mempertajam garis ukirannya.
“Penggunaan teknologi mikro 3D telah membantu kami untuk mencermati karakter ukirannya dengan jelas,” ujar peneliti dari Museum Human Evolution, Dr. Silvano Bello.
Dilansir HeritageDaily, Minggu (24/3/2013), diyakini sebagai karya seni manusia pertama, ukiran yang ditemukan antara 1830-1848 ini merupakan peninggalan dari zaman batu.
Meskipun pada zaman ini masyarakatnya masih tergolong pemburu yang hidup berpindah-pindah (nomaden) dan belum mengenal sistem pertanian, tetapi mereka memiliki keterampilan dalam membuat pahatan seni.
Bahkan, tak jarang juga karya seninya digunakan sebagai senjata untuk berburu hewan. Pada 1800-an belum banyak informasi yang dapat diketahui mengenai sejarah kehidupan manusia. Terutama sebuah fakta bahwa spesies kita telah hidup selama ratusan ribu tahun.
Tim peneliti menggunakan CT scanner mikro dan mikroskop 3D untuk dapat menggali informasi lebih mengenai tanduk rusa Neschers. Melalui mikroskop, peneliti dapat melihat pembuat tanduk ini membuat sayatan dan goresan berkali-kali untuk mempertajam garis ukirannya.
“Penggunaan teknologi mikro 3D telah membantu kami untuk mencermati karakter ukirannya dengan jelas,” ujar peneliti dari Museum Human Evolution, Dr. Silvano Bello.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar